Dalam kehidupan seorang Muslim, ilmu menempati posisi yang sangat mulia. Allah telah berjanji, “Akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu dengan beberapa derajat.”
Namun, tidak semua ilmu memiliki kedalaman dan tujuan yang sama. Syaikh Abdul Qodir Al-Jaelani QS — seorang wali besar dalam sejarah Islam — menjelaskan bahwa ilmu terbagi menjadi dua; ilmu dhahir dan ilmu bathin.
====
Ilmu Dhahir: Seperti Air Hujan
Ilmu dhahir adalah ilmu yang tampak, seperti fiqih, tauhid, tata cara wudhu, salat, puasa, dan ibadah lainnya. Ia mudah ditemukan dan diajarkan — bisa kita peroleh di sekolah, madrasah, pesantren, bahkan dari kanal YouTube atau media sosial keislaman.
Syaikh Abdul Qodir mengibaratkan ilmu ini seperti air hujan: turun dari langit, mengenai siapa saja. Ia adalah rahmat yang menyentuh semua manusia, dan menjadi pondasi penting dalam menjalani kehidupan beragama. Namun ilmu ini saja belum cukup.
Ilmu Bathin: Seperti Air Sumur
Ilmu bathin adalah ilmu hati. Ia tidak bisa didapat hanya dengan membaca buku atau menonton ceramah. Ilmu ini perlu digali dengan kesungguhan, melalui proses pensucian diri dan bimbingan seorang guru spiritual (mursyid).
Ilmu bathin diibaratkan seperti air sumur: tersembunyi di dalam tanah, tidak akan muncul kecuali digali. Artinya, hanya orang-orang yang mau bersungguh-sungguh dan tulus dalam mencari Allah yang akan sampai pada ilmu ini.
Ilmu bathin membentuk akhlak, melembutkan hati, menumbuhkan rasa takut dan cinta kepada Allah. Inilah inti ajaran dalam tarekat, seperti yang diwariskan oleh TQN Suryalaya melalui Abah Sepuh dan Abah Anom.
Dua Ilmu, Dua Jalan Menuju Satu Tujuan
Ilmu dhahir menjaga agar ibadah kita benar secara syariat.Ilmu bathin menjaga agar ibadah kita ikhlas dan bersih dari riya. Dua-duanya penting. Tanpa ilmu dhahir, kita bisa tersesat dalam amal.
Tanpa ilmu bathin, kita bisa tertipu oleh amal. Seperti jasad dan ruh, keduanya harus berjalan seiring agar hidup ini lurus dan mendalam.
Mari Terus Menuntut Ilmu
Di zaman digital ini, ilmu dhahir sangat mudah diakses. Tapi ilmu bathin hanya bisa tumbuh lewat kesabaran, dzikir, mujahadah, dan bimbingan seorang mursyid. Majelis pengajian, halaqah dzikir, atau bimbingan spiritual seperti di TQN Suryalaya adalah ladang subur untuk menyuburkan keduanya.
Mari terus belajar. Bukan hanya agar pintar, tapi agar semakin tunduk dan taat kepada Allah. Bukan hanya agar bisa bicara, tapi agar hati kita hidup dan lembut di hadapan-Nya. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang tidak hanya tahu, tapi juga paham. Tidak hanya bicara, tapi juga mengamalkan. []
referensi: https://tqnnews.com/ilmu-lahir-dan-batin-menyatu-dalam-jiwa-muslim-sejati/
Komentar
Posting Komentar